Wednesday, July 21, 2010

Ojo Dumeh

Suka Duka Kehidupan


Hari ini tertawa esok menangis atau sebaliknya. Hari ini berhasil dan menang, esok bisa kalah dan gagal.
Memang isi daripada hidup ini hanya satu diantara dua orang yang selalu berselingan, yang sudah semestinya begitu, seperti kemestian bahwa yang hidup menghadapi mati. Tak dapat diubah lagi. Karena itu manusia yang sadar selalu ingat akan dua kata-kata "OJO DUMEH" yang artinya manusia tidak boleh takabur, tidak boleh sombong, tidak boleh mengandalkan kekayaan, kedudukan dan kekuasaan karena semua itu hanyalah sekadar 'barang pinjaman' belaka.
Kesemuanya itu kalau TUHAN menghendaki dapat lenyap meninggalkan manusia atau ditinggalkan manusia. Orang yang sadar akan hakekatnya akan menganggap itu hanya sebagai anugerah yang patut dinikmati namun yang sama sekali bukan merupakan tujuan hidupnya dan sekali-kali tidak boleh menguasai atau memperhamba batinnya. Orang yang mabuk akan kemenangan, akan menjadi amat sengsara hatinya kalau sekali waktu dikalahkan.
Orang yang terlalu menyayang akan keduniawian yang didapatnya, akan sengsara hatinya kalau kehilangan semua itu. Sebaliknya, orang yang mendendam kekalahan akan menjadi mata gelap dan tersiksa oleh dendamnya sendiri. Berbahagialah dia yang dapat tersenyum dikala kehilangan dan bersahaja dikala mendapatkan hasil baik, tidak iri hati terhadap yang berada di atas selagi dia berada di bawah, juga tidak menghina kepada yang dibawah selagi dia berada di atas.
Kesenangan dan kesusahan tak terpisahkan, ada senang tentu ada susah, mencari senang berarti mencari susah! Orang diperhamba oleh nafsu akan kesenangan tak kan dapat menikmati kesenangan karena dia selalu haus dan takkan terpuaskan sehingga akhirnya dia akan tersiksa oleh kehausan akan kesenangan, dan menjadi mata gelap, tidak segan-segan melakukan perbuatan kejam terhadap manusia lain yang bagaimanapun demi mengejar dan mendapatkan cita-cita yang dianggapnya menjadi sumber kesenangan hidupnya. Sama sekali tidak tahu atau sadar bahwa yang dikejar-kejar itu kosong melompong, bagai mengejar bayangan sendiri, makin dikejar makin menjauh, dibilang jauh tetapi tak pernah terpisah dari tubuh sendiri. Betapa patut dikasihani manusia yang selalu mengejar kesenangan seperti ini.

Petikan :
Novel Silat Karya Asmaraman S (Kho Ping Hoo)

No comments: